Monday, February 3, 2014

Keluhan Guru BePe

Seorang guru BePe sebuah SMA Negeri di Zurabaiah mengeluhkan perilaku siswa-siswinya yang tidak disiplin, kurang memiliki sense of belonging, dan perilaku kurang baik lainnya. Dan, ingin mengangkatnya menjadi sebuah karya ilmuah. Untuk menggapai gelar Magister di bidang ilmu psikologi.

Tetapi, sang guru bingung. Apa gerangan yang akan diangkatnya. Dengan cepat, dicomotnya ide. Ah, pasti ini gara-gara sekolah digratiskan sama Ibu Walikota, juga gara-gara ada ketetapkan dari Ibu Walikota, kalau sekolah nggak boleh memulangkan siswa yang telat. Makanya anak-anak didik itu semaunya sendiri, karena merasa sekolah gratis.

Halah. Kok ya yang disalahkan kebijakan makronya toh. So sooo, mengapa tidak diangkat saja school-widenya, positive behavior suppport di sekolah. Jalan apa enggak dalam mengatasi problem behavior di sana. Lah, kok jauh-jauh lihat kebijakan makro dari Ibu Walikota hehehehehhh ....

Dan, sebagai guru BePe. Mengapa pula tak kasih keteladanan bagi para siswa-siswinya, untuk menjadi pribadi tangguh berkarakter. Sebagaimana pesan Ki Hajar Dewantara. Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mbangun Karsa, Tut Wuri Handayani ....

Lah wong ibu saja ya begitu. Sudah jelas, kalau dalam pengerjaan tesisnya dilarang plagiat, lah kok malah pergi ke Joki tugas akhir. Sooo, kalau para siswa-siswi rajin nyontek ketika ulangan, walaupun sudah dilarang oleh guru, ya jangan salahkan mereka dooong ... Lah wong, Ing Ngarsa Sung Tuladha ... Lah apa coba yang telah diteladankan ...

Jadiiiiiiiii .... Judul yang tepat diambilkan dari model SWPBS saja Bu Guru, karena teacher's leadership, teacher's behavior, and school climate will influence student positive behavior

No comments:

Post a Comment