Thursday, January 9, 2014

Tidak Bisa Menjelaskan

Saskia Trisnawati Copalama kembali mengadu pada Joki Tugas Akhir yang membantu mengerjakan skripsinya. Sang Joki yang telah berjuluk konsultan ekstrenal tersebut terlihat bingung atas pengaduan Saskia, karena topik yang diambil Saskia memang topik yang spesifik, yaitu Farmasi. Pastinya, banyak istilah baru yang menuntut kepawaian dan ketajaman nalar sang Joki dalam memahaminya. Ada sedikit istilah yang diminta diperbandingkan saja bisa menyebabkan penulisan menjadi salah makna. 

Yang menjadi masalah lagi adalah Saskia tidak bisa menjelaskan proses penulisan dan pengolahan datanya, bahkan meskipun Saskia melakukan sendiri proses pengumpulan data tersebut. 
"Saya itu bingung, saat ditanya sama dosen kenapa angka hasil bisa berubah sendiri ketika kita mengganti angka di setiap kolom yang ada," ceritanya.
"La iya lah, kan rumusnya sudah dimasukkan dalam excel tersebut. Sudah ada formulasi-formulasinya, sehingga kita hanya mengganti angkanya saja," jelas sang Joki.
"Iya Pak, tetapi ini kenapa ketika ada huruf yang diganti juga bisa berubah hasilnya, bahkan jika diganti dengan M (male, red.) hasilnya bisa dua kali lipat," sambung Saskia.
Mahasiswi berkulit putih mulus dan senang memakai celana pendek tersebut menjadi sedih, karena waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsinya semakin mepet. 

Sang Joki yang pastinya memiliki banyak pekerjaan dari Mahasiswa lain juga harus berpikir keras bagaimana harus mengatur waktu dan menghadapi para mahasiswa dan mahasiswi lainnya bersama dengan timnya. Tetapi, jika Sasia tidak dibantu, maka bisa jadi akan ada konflik antara Saskia dengan sang Joki dan antara Saskia dengan sang Dosen. Terlebih, dalam posisi seperti itu, biasanya Mahasiswa sudah menyerahkan semua urusan penyuusunan skripsinya kepada sang Joki. Dan, masalahnya Saskia, dan paramahasiswa pada umumnya, tanpa perduli yang calon sarjana, magister, maupun doktoral, telah menyerahkan sepenuhnya urusan kepenulisan tersebut kepada sang Joki .... Isitilahnya orang Jawa bilang Pasrah Bongkok'an, tahu jadi beres saja ....

6 comments:

  1. salam kenal...
    heummm,miris ya mak :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal mak, ... berharap ada kebijakan dari diknas terkait penyelesaian tugas akhir para mahasiswa ...

      Delete
  2. Halo Mak.. Saya salut benernya sama joki-joki ini. Wong saya aja bikin skripsi saya sendiri menghabiskan waktu setahun plus puyeng-puyengnya. Mereka bisa mengerjakan skripsi banyak orang. Hebaaat! Tapi lebih jauh lagi, esensi skripsi sebetulnya bukan pada hasilnya saja, tapi proses dan pertanggungjawabannya. Miris sekali kalau ada yang rela menukar itu semua dengan beberapa lembar uang saja. Ibaratnya mereka melompati proses. Kalau kata teman-teman saya: lulus menjadi sampah masyarakat. Hehehe. Salam kenal mak ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak, sebenarnya maksud programnya bagus, krn dalam implementasinya akan memupuk mental bagus dari mahasiswa ..., sayangnya mereka kemudian menyerahkan tugasnya untuk dikerjakan orang lain. Ya jelas yang pinter jadinya ya si Joki, kan Jokinya belajar terus ...

      Delete
  3. Demi selembar kertas semua dihalalkan...si mahasiwa menginginkan selembar sertifikat kelulusan...si joki mengharapkan lembaran2 rupiah mengalir untuknya....

    ReplyDelete
  4. Hmmm sebetulnya ini profesi orang pintar tapi orang pinter yang salah dan tak tahu jalan pulang hehe

    ReplyDelete