Mbak, Inggrisannya Kalau Ada Instrukturnya Saja ....

Sekitar belasan tahun silam, ya kisaran tahun 1995 an lah, sang taruna mengenyam pendidikan di Akademi Angkatan Laut setelah lulus dari SMA Taruna. Teringat pada saat itu, saat mengikuti program conversation in English yang dilakukan pada hari Rabu, dengan melibatkan mahasiswa-mahasiswi dari Akademi Bahasa Asing di kota Zurabaiah. 

Dalam praktik conversation tersebut, akan dibentuk kelompok-kelompok. Pastinya, yang diharapkan oleh para taruna tersebut bisa masuk dalam kelompok yang ada mahasiwinya. Tak perlulan munafik. La wong ada juga yang sudah jadian. 

Namanya juga program conversation in English, jadi conversation juga dilakukan dalam bahasa Inggris. Cas Cis Cus, pun bergemrengeng seperti suara tawon. Grammar dan vocabulary yang belepotan, hingga logat Inggris Jawa campur aduk sepertinasi uduk. Terlebih isi percakapan bebas, sehingga apa pun bisa menjadi bahan percakapan. Ya cerita-cerita konyol betapa hitamnya kulit mereka jika habis melaut, sampai mengapa postur tubuh kecil bisa diterima menjadi Taruna, sampai sejarah pribadi dan pengalaman pribadi, cerita tentang keluarga, teman sekamar, dan sebagainya.

DI tengah-tengah percakapan, jika sudah gayeng, maka celetuka-celetukan usil pun keluar.

"Mbak, Inggrisannya kalau ada instrukturnya lewat saja," bisik salah seorang taruna. 

Hemmm ... begitulah.

Seusai percakapan sambil duudk, biasanya dilanjutkan dengan jalan-jalan ke pantai. Di sini mereka yang akan banyak bercerita, karena mereka akan dengan bangga meneritakan infrastruktur pendukung pendidikan di lokasi. 

Dan ... setelah belasan tahun berlalu. Di antara taruna tersebut tidak betah menjadi taruna, dan berbelok menjadi dosen hukum di salah satu perguruan tinggi ternama di Endonesiah.... Tentu setelah mengikuti program magistrat hukum ya

Kok bisa ya .....

Dan ternyata, memang demikianlah adanya,

Pak polisi yang komjen aka komisaris jenderal juga yang setelah pensiun menjadi dosen hukum ....

Wah... SIAPPPP GRAKKK .....